Rabu, 14 Agustus 2013

Sawe Manuggal: Sawe Manuggal

Sawe Manuggal: Sawe Manuggal:       Sejarah Singkat Kampung Cupang Belungai Kec. Sekadau Hulu, Kab. Sekadau ( KAL-BAR).   Cupang Belungai adalah salah satu kam...

Sawe Manuggal



   
 Sejarah Singkat Kampung Cupang Belungai Kec. Sekadau Hulu, Kab. Sekadau ( KAL-BAR).

  Cupang Belungai adalah salah satu kampung yang terletak di daerah bagian Sekadau, tepatnya dikecamatan Sekadau hulu ( Rawak ). Perjalanan dari Rawak menuju kampung Cupang Belungai apabila menggunakan sepeda motor memakan waktu 20 menit. Kampung Cupang Belungai letaknya didekat sungai Mentrap. Yang mana sungai tersebut menjadi guna masyarakat untuk air minum, mandi dan lain-lain. Dan juga Cupang Belungai paroki nya adalah paroki Hati Kudus Yesus, Rawak dengan jumlah penduduk nya boleh dikatakan sangat sedikit yakni sekitar 30 lebih KK ( kartu keluarga ). Secara umum Cupang Belungai masyarakat nya adalah suku Dayak Sawe. Dan yang mana kita ketahui bahwa suku dayak dikenal sebagai penyembahan-penyembahan akan hal-hal yang bersifat mistis, contohnya adalah penyembahan terhadap kuburan keramat, kayu-kayu seperti kayu beringin dan lain-lain.
     Kampung Cupang Belungai adalah salah satu kampung yang pertama kali masuk katolik dibandingkan kampung-kampung yang ada disungai mentrap. Sekitar tahun 1970, masyarakatnya sudah menjadi katolik yang mana sampai sekarang ini paroki nya adalah paroki Hati Kudus Yesus, Rawak. Hal tersebut mengambarkan niat dalam mengenal akan Yesus Kristus,Sehingga mereka merelakan diri untuk menjadi pengikut Yesus Kristus.
     Agama hanyalah agama, sebagai mana hidup umat Katolik yang seharusnya tidak diterapkan mereka didalam kehidupannya. Hal tersebut dikarenakan mereka masih megikuti kebiasaan-kebiasaan nenek moyang mereka dahulu yakni menyembah hal-hal yang mistis. Memang tidak semua msayarakat di Cuapang Belungai yang melaksanakan hal-hal tersebut, namun hal tersebut masih ada yang melakukan nya.
     Mereka menganggap hal yang semacam itu tidak boleh ditinggalkan atau dilupakan sebab itu adalah suatu tradisi turun temurun dari nenek moyang yang harus dilaksanakan karena apabila tidak dilaksanakan maka abib atau musibah akan datang kepada masyarakat karena keramat-keramat nenek moyang mereka merasa marah apabila tidak di sembah atau diberi makan oleh mereka. Tapi tidak semua masyarakat yang melakaukan hal semacam itu, ada juga uamat/ masyarakat yang tidak mau akan hal tersebut. Hal yang seperti ini membuat perkembangan iman akan Kristus sangat lambat disebabkan masihnya praktek-praktek yang seharusnya sebagai umat kristiani tidak sama sekali diperbolehkan.
     Hal yang menjadi kebiasaan masyrakat/umat di kampung Cupang Belungai, sangat jelas bertentangan dengan ajaran-ajaran Katolik yakni melangagar perintah Allah yang pertama. Di dalam perintah yang pertama Allah mengatakn bahwa ; Jangan ada pada-Ku Allah lain. Dengan demikian, sangat jelas bahwa hal-hal semacam penyembahan-penyembahan yang bersifat mistis atau penyembahan berhala, sangat dilarang dalam ajaran Katolik.


Ø  OMK ( Orang Muda Katolik )

     Jumlah omk dikampung Cupang Belingai sangai sedikit, dikarenakan jumlah penduduknya tidak terlalu banyak. Dalam hal masalah penyembahan-penyembahan yang bersifat mistis trutama bagi kamu muda nya atau omk nya, tidak peduli lagi akan hal tersebut. Tidak menutup kemungkinan juga apabila mereka sudah menikah mereka akan ikut-ikut dalam penyembahan-penyembaha yang bersifat mistis tersebut. Untuk perkembangan iman akan omk di Cupang Belungai boleh dikatan lumayan baik, karena kalau melihat dari pertemuan omk, ada acara-acara omk mereka mau ikut serta dalam mengikuti kegiatan tersebut.
     Dalam perkembangan modern ini, kecendrungan umat khususnya bagi omk dalam perkembangan iman nya sangat lah memperhatinkan. Apabila pada hari minggu misalnya, para omk khususnya yang laki-lakinya mereka lebih mementingkan pergi ke tempat wisata atau pergi ke kota dari pada ibadat atau sembahyang pada hari minggu.  Hal tersebut mengambarkan bahwa betapa lemahnya iman para omk di Cupang Belungai dalam ikut ibadat menyembah serta memuliakan Tuhan pada hari minggu.

Ø  Pekerjaan masyarakat/umat di kampung Cupang Belungai.
     Di kampung Cupang Belungai masyarakat/umat nya sebagian besar mengeluti pekerjaan sebagai petani. Adapun yang sebagai wirausaha, pegawai PNS, dan wirasuasta. Dari segi pekerjaan masyarakat/umat sebagi petani di kampung Cupang Belungai, sering kali menjadi alasan mereka untuk tidak pergi ke Gereja pada hari minggu. Alasanya dikarenakan mereka tidak ada waktu sehingga mereka memilih untuk pergi keladang atau menyadap karet. Kebiasaan masyarakat/umat tidak pernah ke Gereja pada hari minggu mengakibatkan iman kepercayaan kepada Tuhan semakin lemah sehingga mereka lebih memilih pemujaan-pemujaan atau penyembahan-penyembahan supaya hasil panen ladang mereka berhasil.
Ø  Kesimpulan

     Melihat permasalahan-permasalahan diatas, dapat kita simpulkan bahwa sebagian umat yang ada di kampung Cupang Belungai masih menyembah atau memuja hal-hal yang bersifat mistis atau berhala. Hal tersebut sanagat jelas bertentangan dengan ajaran-ajaran Katolik yakni melanggar perintah Allah yang pertama. Kurang nya kesadaran serta penghayatan akan apa yang di imani nya sehingga umat salah atau menyimpang dari apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan sebagai orang Katolik. Permasalah-permasalahan tersebut tidak akan dapat terselesaikan jika tidak ditindak lanjuti. Jadi, ini adalah tugas Gereja/paroki bagaimana supaya umat di kampung itu supaya di perhatian dengan memberikan pengajaran-pengajaran akan iman dan laranggan-larangan sebagai umat Katolik.
     Hal tersebut harus blah segera di atasi, dan menjadi tugas Paroki untuk mengatasi hal tersebut. Karena apabila dibiarkan dapat mempengaruh mungkin umat yang lainnya. Seharusnya Paroki lebih semakain melih umat dengan begitu demi kemajauaan paroki dan iman umat katolik pada umumnya. Dengan begitu masa depan gereja dapat lebih baik dengan bimbinggan rohani kepada para remaja yang ada di kampung Cupang Belungai. Karena para remaja ini lah yang menjadi masa depan bagi gereja dalam perkembanggan gereja dan oleh karena itu, paroki lebih memperhatikan umatnya khususnya umat yang seperti di kampung Cupang Belungai yang mana sebagaian umat nya masih menganut atau melaksanakan tradisi turun-temurun oleh nenek moyang mereka.
     Hal seperti ini sangat lah memperhatinkan akan kemajuaan dalam iman sebagai umat Kristiani, yang mana pemujaan-pemujaan tersebut tidak boleh dilkukan sebagai pengikut Yesus. Dengan kata lain, hal tersebut mengakibatkan iman umat lemah dan kepercayaan mereka terhadap Yesus tidak mereka terapkan dalam kehidupan nya sehari-hari.